KEDIRI, detik24jam.online– L’Oreal secara resmi meluncurkan kampanye global bertajuk “Join the Refill Movement” pada Senin (16/6/2025), bertepatan dengan peringatan World Refill Day. Gerakan ini mendorong masyarakat untuk mulai membiasakan gaya hidup isi ulang produk kecantikan, tanpa mengorbankan kualitas maupun kemewahan.
Tak hanya L’Oreal, sejumlah merek premium lain seperti Kiehl’s, Lancome, La Roche-Posay, Kerastase, Yves Saint Laurent, hingga Giorgio Armani juga turut ambil bagian dengan meluncurkan produk-produk refill sebagai bentuk nyata dari komitmen terhadap kelestarian lingkungan.
Implementasi Konsep “Sustainable Marketing”
Kampanye ini menjadi salah satu bentuk nyata implementasi konsep sustainable marketing sebagaimana yang dikemukakan oleh pakar pemasaran dunia, Philip Kotler. Dalam bukunya, Kotler menjelaskan bahwa sustainable marketing adalah strategi pemasaran yang mempertimbangkan kebutuhan generasi mendatang serta dampak terhadap lingkungan. Salah satu bentuk aplikatifnya adalah pengembangan green product — produk yang dirancang dengan mempertimbangkan dampak lingkungan, termasuk kemasan ramah lingkungan.
L’Oreal sendiri menyebut kampanye ini sebagai bagian dari inisiatif jangka panjang bertajuk “L’Oreal for the Future”, yang menargetkan 50 persen kemasan berbahan daur ulang dan pengurangan intensitas kemasan hingga 20 persen pada 2030. Melalui produk refill, L’Oreal mengklaim dapat mengurangi penggunaan plastik hingga 30 persen.
Sementara itu, produk refill Kiehl’s diklaim mampu memangkas penggunaan plastik sebesar 61 hingga 80 persen. Bahkan parfum Giorgio Armani Acqua di Gio dalam versi refill mampu mengurangi penggunaan kaca sebesar 42 persen, plastik 16 persen, metal 75 persen, dan kertas 37 persen.
Konsumen Muda Jadi Penggerak Utama
Menurut artikel yang ditulis Maria Alonso, pendiri Fortune 206 di laman Fast Company, pencitraan brand yang peduli lingkungan kini telah berkembang menjadi nilai inti yang mendorong perilaku konsumen. Hal ini terutama didorong oleh generasi milenial dan generasi Z yang semakin sadar akan isu-isu global.
Data dari PDI Technologies’ 2023 State of Sustainable Index mencatat bahwa 68 persen konsumen global bersedia membayar lebih untuk produk-produk ramah lingkungan. Generasi Z, yang lahir di era digital, memiliki akses informasi yang lebih cepat dan luas — menjadikan mereka lebih melek isu lingkungan dibanding generasi sebelumnya.
Temuan ini diperkuat oleh hasil penelitian Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM) UIN Jakarta tahun 2024, yang menunjukkan bahwa 78,5 persen generasi Z lebih peduli terhadap isu lingkungan dibanding generasi lainnya.
Mengapa Ini Penting bagi Brand?
Penerapan strategi sustainable marketing tidak hanya membantu perusahaan memenuhi tanggung jawab sosial dan lingkungan, tetapi juga mampu menumbuhkan kepercayaan dan loyalitas dari konsumen muda. Bagi generasi Z, produk bukan sekadar komoditas, tetapi juga representasi dari nilai dan prinsip perusahaan di baliknya.
Melalui kampanye ini, L’Oreal dan brand-brand premium lainnya tidak hanya menjual produk kecantikan, tetapi juga menawarkan pilihan gaya hidup yang berkelanjutan — sejalan dengan semangat zaman dan kepedulian konsumen masa kini. (red:a)
0 Komentar