Bangkalan, detik24jam.online - Tangis Nabila, istri Muhammad Munir Agung Suhartono (25) pecah usai mendapat kabar kematian suaminya. Agung, warga Jalan Pelabuhan, Kelurahan Pangeranan, Bangkalan ini merupakan satu dari delapan korban tewas insiden Kapal Keoyoung Sun asal Korea Selatan terbalik di perairan Shimonoseki, Jepang pada Rabu (20/3).
Ayah korban, Muhammad Munir mengatakan, pihaknya mendapatkan kabar pertama kali dari putra ketiganya yang berada di Ukraina. Putranya menghubungi istri korban dan memberi tahu kabar tersebut. Tangis istri korban tak terbendung.
"Awalnya menantu saya menangis, kami mengira dia kangen dengan keluarganya di Semarang. Ternyata dia cerita kalau dihubungi anak saya yang di Ukraina itu tentang Agung," kata Munir, Jumat (22/3/2024).
Munir mengaku panik mendapat kabar tersebut. Ia langsung menghubungi putranya yang di Ukraina untuk mengetahui kejelasan nasib putra bungsunya itu.
"Yang di Ukraina sempat menenangkan kami, dia bilang kalau Agung itu perwira pasti bisa selamat. Tapi kemudian kami dapat kabar lagi (meninggal)," imbuhnya.
Sementara itu, dari pihak perusahaan Agung mengatakan, penyebab kecelakaan yang menewaskan putranya itu akibat cuaca buruk. Ia menyayangkan hal tersebut, sebab seharusnya perusahaan bisa memprediksi cuaca sebelum berlayar.
"Sekarang kan teknologi canggih ya, seharusnya bisa memprediksi cuaca lebih awal sehingga hal seperti ini tidak terjadi. Tapi ya walaupun begitu, untuk penanganan kecelakaannya cukup bagus," ungkapnya.
Ia berharap, pihak perusahaan memberikan tanggung jawab atas kecelakaan yang menimpa sang putra. Apalagi, Agung meninggalkan seorang istri yang baru dinikahi pada Juli 2023.
"Kami berharap perusahaan memberikan kewajibannya untuk bertanggung jawab atas kejadian ini, apalagi anak saya memiliki seorang istri," jelasnya.
Diketahui, Agung merupakan anak bungsu dari 4 bersaudara. Ketiga kakaknya merupakan laki-laki dan semuanya bekerja di kapal luar negeri. Agung merupakan lulusan dari Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang angkatan 54.
Usai lulus dari sekolah, Agung bekerja sebagai kadet di perusahaan kapal Spanyol. Ia baru pindah ke perusahaan Korea Selatan setelah menikah.
Sebelumnya, Nabila, istri korban mengaku ia dan suaminya belum lama menikah, bahkan belum ada setahun. Ia pun merasa sedih dengan kabar kecelakaan yang menewaskan suaminya.
"Kami baru menikah 8 bulan lalu," ujar Nabila kepada detikJatim, Kamis (21/3/2024).
Nabila menyebut, suaminya pamit pergi berlayar pada awal Ramadan 2024. Saat ini, ia sedang menunggu jenazah suaminya yang akan dipulangkan ke Bangkalan.
"Informasi terakhir sudah ditemukan dan akan dibawa pulang, rencana akan dimakamkan di Desa Mlajah Bangkalan Madura. Sudah dibantu oleh pihak kedutaan (KBRI) di sana juga," ujarnya.
Sebelumnya, delapan orang tewas setelah sebuah kapal tanker berbendera Korea Selatan (Korsel) terbalik di lautan lepas pantai Jepang pada hari Rabu (20/3). Pernyataan otoritas penjaga pantai ini merevisi pernyataan sebelumnya bahwa mereka berhasil diselamatkan.
"Mereka dipastikan meninggal di rumah sakit," kata seorang juru bicara penjaga pantai kepada kantor berita AFP, Rabu (20/3/2024). Satu orang lainnya berada dalam kondisi yang tidak mengancam jiwa, sementara dua orang lainnya masih hilang.
Kapal tanker bahan kimia itu membawa 11 orang termasuk delapan Warga Negara Indonesia (WNI), dua warga Korea Selatan dan satu warga China. Tidak ada penjelasan lebih lanjut mengenai jumlah WNI yang tewas dalam insiden ini. Penjaga pantai mengatakan kapal tanker itu membawa 980 ton asam akrilat, namun tidak ada informasi apakah senyawa tersebut bocor ke laut. (red.j)
0 Komentar