Jakarta, detik24jam.online - Dinas Kesehatan DKI Jakarta melaporkan 131 kasus baru COVID-19 di Ibu Kota pada 13 Desember. Jumlah ini meningkat dari hari sebelumnya dengan total 127 kasus pada 12 Desember dan 57 kasus pada 11 Desember.
Kepala Seksi Surveilans Epidemiolog dan Imunisasi Dinas Kesehatan DKI Jakarta Ngabila Salama menuturkan bahwa saat ini jumlah kasus aktif COVID-19 mencapai 365 pasien. Dari keseluruhan kasus, 44 pasien di antaranya saat ini tengah menjalani perawatan di rumah sakit."44 pasien sedang dirawat di rumah sakit dengan COVID-19, jumlah tersebut meliputi 32 kasus bergejala sedang di ruang isolasi rumah sakit dan 12 kasus di ICU rumah sakit. Data se-DKI Jakarta," ucap Ngabila, Rabu (13/12/2023).
Ngabila menuturkan bahwa positivity rate COVID-19 di DKI Jakarta mencapai 40 persen. Dengan jumlah ini, berarti ada sekitar 4-5 orang yang positif dan 10 orang yang melakukan tes PCR. Ia mengimbau masyarakat yang memiliki gejala khas COVID-19 untuk segera melakukan pemeriksaan.
Gejala COVID-19 yang perlu diwaspadai antara lain seperti demam, nyeri tenggorokan, batuk, pilek, serta gangguan indera penciuman.
Ia juga meminta masyarakat yang belum melengkapi vaksinasi COVID-19 bisa segera mendapatkannya di Puskesmas kecamatan terdekat. Ngabila mengatakan vaksin booster sangat berguna mencegah keparahan dan fatalitas COVID-19, khususnya pada kelompok rawan.
"Perumpamaan antibodi adalah tentara baik di dalam tubuh kita, jika jumlahnya ditambah dengan booster, terutama kelompok rentan dapat terhindar dari kematian karena virus COVID-19 yang masuk ke tubuh akan dibunuh oleh tambahan tentara-tentara baik tersebut. Jika jumlah antibodi rendah, maka tubuh orang rentan kalah dari COVID-19," pungkasnya.
Ia juga meminta masyarakat yang belum melengkapi vaksinasi COVID-19 bisa segera mendapatkannya di Puskesmas kecamatan terdekat. Ngabila mengatakan vaksin booster sangat berguna mencegah keparahan dan fatalitas COVID-19, khususnya pada kelompok rawan.
"Perumpamaan antibodi adalah tentara baik di dalam tubuh kita, jika jumlahnya ditambah dengan booster, terutama kelompok rentan dapat terhindar dari kematian karena virus COVID-19 yang masuk ke tubuh akan dibunuh oleh tambahan tentara-tentara baik tersebut. Jika jumlah antibodi rendah, maka tubuh orang rentan kalah dari COVID-19," pungkasnya.
0 Komentar