Surabaya, detik24jam.online - Akademisi Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Universitas Negeri Surabaya (Unesa) mendampingi guru SD Inklusif di Banyuwangi.
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat (PKM) itu difokuskan pada 20 orang guru SD di Kecamatan Tegaldlimo Banyuwangi. Kegiatan tersebut dilaksanakan di SDN Wringinpitu 4 keceamatan setempat pada 22 Juli 2023 lalu.
Ketua Tim PKM Dr. Hitta Alfi Muhimmah M.Pd mengungkapkan, materi PKM tersebut meliputi bahan bacaan Multimodal, Literasi Digital Aplikasi Pustakanesa, dan Praktik menggunakan aplikasi Pustakanesa untuk pembelajaran di kelas.
Dia dan rekan timnya yakni Dra. Mulyani, M.Pd, Prof. Dr. Wahyu Sukartiningsih, M.Pd, Dr. Julianto, M.Pd, dan Vicky Dwi Wicaksono, M.Pd memberikan materi tersebut secara bergantian.
“Latar belakang PKM ini adalah literasi digital sangat dibutuhkan pada pembelajaran era revolusi industri. Selama ini fokus dari literasi digital adalah membantu siswa memaknai teks informatif dikemas dengan menarik berupa penambahan audio dan animasi. Umumnya, literasi digital dikembangkan untuk anak-anak usia SD dengan perkembangan kognitif dan sosial yang normal. Namun pada kenyataan di lapangan, banyak sekolah-sekolah yang memiliki siswa ABK (Anak Berkebutuhan Khusus),” kata Hitta, Jumat (4/8/2023).
Menurutnya, anak berkebutuhan khusus memiliki keterbatasan dalam mencerna apa yang mereka lihat atau dengar dari suatu media ajar. Salah satu bahan ajar yang dapat digunakan oleh siswa ABK yakni Pustakanesa. Platform tersebut merupakan start up literasi digital yang dapat diakses bukan hanya siswa regular saja, melainkan dapat diakses siswa berkebutuhan khusus.
Aplikasi tersebut dilengkapi dengan fitur-fitur audio book yang dapat diakses oleh anak tuna netra. Selain itu, dilengkapi dengan layanan visual book teks bergambar yang dapat digunakan untuk anak tuna rungu. Solusi yang ditawarkan yakni mengadakan pelatihan atau workshop dapat memberikan manfaat pada guru.
Harapannya, guru lebih banyak pengetahuan terkait media digital yang dapat digunakan dalam pembelajaran khususnya pada siswa ABK yang sewaktu-waktu dapat langsung diterapkan dalam pembelajaran di kelas sehingga peserta didik terbiasa dalam menggunakan media pembelajaran berbasis elektronik dan interaktif.
“Juga, guru lebih siap dalam hal meningkatkan kompetensi dan pemahaman peserta didik yang akan berdampak pada peningkatan literasi digital dan hasil belajar peserta didik yang memuaskan. Tidak hanya bagi guru, pelatihan ini juga memberikan dampak bagi sekolah dan dinas terkait dikarenakan guru-guru mendapatkan pelatihan secara gratis dengan dibantu oleh tim yang profesional,” pungkasnya. (red.ika)
0 Komentar