Mahasiswa Tolak Mahyeldi, Rektor UIN Bukittinggi Berang Tamu Dipermalukan

 


Bukittinggi, detik24jam.online - Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Bukittinggi Ridha Ahida menemui dan menegur mahasiswa bernama Ahmad Zaki yang menolak kedatangan Gubernur Sumatera Barat (Sumbar) Mahyeldi di kampus. Ridha mengaku tak terima tamunya dipermalukan.

Ridha awalnya bertanya sikap Ahmad Zaki yang menolak kedatangan Mahyeldi untuk mengisi materi pengenalan budaya akademik dan kemahasiswaan (PBAK). Zaki kemudian mengungkit kekesalannya terhadap Mahyeldi yang tak mau menemui dirinya dan massa saat demo soal masalah Air Bangis, Rabu (23/8/2023)

"Kami selama lima hari di Padang berjuang dengan masyarakat Air Bangis dia tidak mau datang. Namun, di sini ketika dikasih panggung dia mau datang. Dia juga orang yang mengusung isu proyek strategis itu, berapa banyak orang yang tertindas sama dia," kata Zaki saat berdialog dengan Ridha seperti dilihat dalam potongan video.

Usai mendengar penjelasan Zaki, Ridha menjelaskan bahwa Mahyeldi awalnya dijadwalkan ke UIN Bukittinggi untuk membuka PBAK. Namun, Mahyeldi dialihkan mengisi materi pada PBAK karena ada jadwalnya yang berbenturan. Ridha menyayangkan sikap Zaki yang menghakimi Mahyeldi.

"Gubernur sebenarnya pagi akan membuka acara, karena paginya dia ada acara, makanya dia mengisi materi. Kamu belum mendengarkan materi yang akan diberikan gubernur, kenapa langsung dihakimi," sembur Ridha.

"Kedatangan dia agar bisa mahasiswa merasa bangga dengan kampus yang bisa mendatangkan Gubernur. Ingin kita kan mendatangkan Gubernur, hanya itu. Tidak ada MOU dan masalah Air Bangis. Saya cuma tidak terima tamu kita yang dipermalukan," sambungnya.

Gubernur Mahyeldi Tinggalkan Lokasi

Gubernur Sumbar terpaksa meninggalkan UIN Bukittinggi karena penolakan itu. Semula, Mahyeldi direncanakan berbicara di depan ribuan mahasiswa baru UIN Bukittinggi.

Kegiatan sendiri dimulai di Kampus UIN Bukittinggi Selasa (22/8) sekitar pukul 15.00 WIB. Adapun yang berorasi menolak kedatangan Mahyeldi adalah Ahmad Zaki dari Presma UIN Bukittinggi.

Dia pun bercerita bahwa sedari awal telah mempersiapkan kegiatan penolakan Mahyeldi. "Kami sudah mengkonsepkan, gubernur datang kami langsung menurunkan spanduk tentang menolak keras gubernur datang di sini. Kami meminta dia keluar dari ruangan PBAK ini. Karena kami sangat mengutuk keras semua tindakan yang terjadi saat demo masyarakat Air Bangis di Padang," ujarnya, Selasa (22/8/2023).

Zaki mengatakan situasi sempat memanas ketika dia berorasi menyampaikan penolakan terhadap Mahyeldi. Bahkan dia sempat diturunkan paksa oleh pimpinan kampus, satpam dan ajudan Gubernur Sumbar.

"Gubernur diam saja, cuma pimpinan, satpam dan ajudan menyuruh saya berhenti. Saat saya bicara mikrofon dimatikan. Namun setelah mendapatkan penolakan dia langsung pergi. Untuk Gubernur di lokasi ada selama hampir setengah jam," jelasnya.(red.dn)

0 Komentar