"Gini, ada yang salah tafsir seolah-olah kalau Demokrat bicara itu memaksakan AHY (menjadi cawapres Anies). Itu nggak bener," kata Andi Arief kepada wartawan, Rabu (23/8/2023).
Andi menjelaskan soal cuitannya terkait partai yang diduga 'mengkhianati' koalisi. Diketahui, PD saat ini menjalin kerja sama politik dengan PKS dan NasDem lewat Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP).
Andi mengatakan KPP tidak mengambil langkah untuk menaikkan elektabilitas Anies yang berada di posisi terbawah di berbagai lembaga survei. Maka itu, Andi mengkhawatirkan adanya 'pengkhianat' dalam koalisi.
"Tapi kita ini melihat situasi 24 lembaga survei menyatakan posisi Pak Anies tidak cukup menggembirakan di ranking 3. Tapi kita di Koalisi Perubahan mengambil langkah yang biasa-biasa saja, tidak ada yang extraordinary," terang Andi.
"Jadi kami mengkhawatirkan jangan-jangan ada yang mengkhianati koalisi ini, karena sebetulnya harus sudah ada tindakan drastis yang dilaksanakan dan untuk mengubah keadaan," imbuhnya.
Andi mengatakan elektabilitas itu kian menurun karena belum ada kepastian soal pendamping Anies. Untuk itu, Andi mendorong agar cawapres Anies segera dideklarasikan, siapapun itu.
"Penurunan elektabilitas Pak Anies ini bisa dijelaskan karena belum ada kepastian soal siapa cawapresnya. Silakan saja diumumkan, kita tidak mendesakkan AHY walaupun AHY menjadi salah satu yang dicalonkan silakan," ungkap Andi.
"Tapi ada kepastian, karena terombang-ambing, masyarakat juga terombang-ambing dan elite-elite partai di Koalisi Perubahan sepertinya nggak mau mendengar apa yang ada di rakyat ini. Saya tidak menunjuk satu partai pun yang berkhianat, tapi kalau dalam strategi taktik politik, ini bisa terjadi pengkhianatan," lanjutnya.
Andi pun terbuka jika ada strategi yang dapat menaikkan elektabilitas Anies. Namun, Andi tetap melihat deklarasi cawapres adalah strategi paling jitu.
"Kalau tidak, ya tolong tunjukkan strategi taktik apa yang paling jitu saat ini. Kan nggak ada, yang terbuka dan sangat besar strateginya adalah pencawapresan, entah siapapun nantinya," tuturnya.
Waketum NasDem Ahmad Ali memberikan balasan menohok untuk Andi Arief yang bicara partai 'mengkhianati' koalisi. Waketum NasDem Ahmad Ali menegaskan partainya tidak ada rekam jejak sebagai pengkhianat.
"Kalau yang dimaksud Andi Arief adalah NasDem yang dituduh melakukan pengkhianatan karena menunda pelaksanaan deklarasi, biasanya kalau kita menunjuk orang, satu jari ke depan, tiga jari menunjuk ke diri kita sendiri," kata Mad Ali mengawali tanggapannya, Selasa (22/8/2023).
Mad Ali lalu mengungkit rekam jejak NasDem dan Demokrat. Menurutnya, NasDem tak pernah memiliki rekam jejak sebagai pengkhianat di kancah perpolitikan.
"Saya kira masyarakat masih kuat ingatannya melihat perjalanan rekam jejak kedua partai ini. Insyaallah NasDem tidak memiliki rekam jejak untuk menjadi pengkhianat. Kami berusaha untuk sejujurnya mencari putra-putri terbaik sebagai rumah mereka untuk membangun Indonesia," kata Mad Ali.(red.dn)
0 Komentar